Rabu, 30 September 2009

RUKUN CINTA
Bagai makan buah si malakama, ya……….. mungkin hanya pepatah itulah yang pantas untuk mengibaratkan kehidupanku saat ini dimakan salah tidak dimakan juga salah. Sudah hampir 3 tahun aku dekat dengan Gilang, dan masih beberapa bulan lalu kita benar-benar “JADIAN” sedangkan sisa waktu selebihnya boleh dikatakan masa Pe-De-Ka-Te.
Pada awalnya sih….. kita cuman teman biasa satu kelas.
“Lang,…. Lupakan aku” kataku dengan sedikit memaksa
“Maksudmu apa ???”
“Aku ga pantas untukmu Lang”
“Ayolah ma yang dewasa dikit”
“Sebenarnya aku belum begitu yakin tentang perasaanku ke Gilang. Tapi semangat dan bukti cintanya salama ini yang memberinya poin. Toh,…. apa salahnya aku coba untuk belajar mencintainya” pikirku
“Maka dari itu , cinta telah menutupi logikamu” kataku dengan sedikiy angkuh
“Mungkin…. Ketika aku benar-benar meluruskan niat untuk mencintaimu dan mengikrarkan cintaku sejak saat itu juga aku mencoba melakukan rukun cintaku yang lain”
“Maksudmu………..???!!!”
“Pertama aku telah melakukan Syahadat Cinta, ketika aku mengucapkan “I Love U” ke kamu, dan perlu kamu ketahui sebesar apapun cinta seseorang, jika ia belum mengatakannya dengan kata-kata, berarti dia belum melakukan syahadat cinta yang merupakan syarat utama dalam rukun cinta,. Lalu Sholat Cinta, yang berarti aku harus benar-benar memfokuskan cintaku hanya kepadamu, wanita yang menjadi pilihanku dan tidak mencari “Cabang-Cabang” yang lain,. Ke- tiga Puasa cinta, Disini cinta kita benar-benar diuji dimana kita membedakan cinta yang kita mikliki benar adanya hanya karena Allah atau hanya nafsu yang terbalut cinta,. Zakat cinta tidak ada cinta tanpa perjuangan, jika kita sudah benar-benar mengaku cinta, apapun akan kita lakukan untuk mempertahankan dan memupuk cinta itu sendiri. Usaha yang kita lakukan itu sendiri tidak jarang jika harus mengorbankan fisik atau psikis kita, dan bahkan tidak sedikit para pujangga harus mengorbankan cinta mereka sendiri demi untuk seseorang yang mereka cintai,. Haji cinta disini merupakan puncak dari rukun cinta yang berarti jika kita sudah melampui 4 rukun cinta sebelumnya maka dihaji cinta ini kita hanya menyiapkan lahir batin kita untuk menuju kejenjang berikutnya yaitu P E R N I K AH A N” katanya panjang lebar dan penuh makna
“Tapi Lang………… aku ga pantas untukmu aku terlalu kotor untukmu”
“Ma,…….. bagaimanapun keadaanmu aku telah memilihmu untuk menjadi wanita terakhir dalam hidupku dan akupun harus menerima semua kelemahan dan kekurangan yang ada pada dirimu”
“Aku belum bisa melupakan Hebi……” dengan perasaan penuh bersalah, akhirnya aku bisa mengeluarkan kata-kata itu.
Keadaan menjadi hening untuk beberapa saat
Memang aku akui aku terlalu tega untuk menyakiti hati yang begitu polos dan suci tapi memang hal itu yang aku alami saat ini. Aku juga tidak tahu mengapa aku tidak bisa melupakan hebi, tetapi dilain pihak aku juga tidak rela kehilangan Gilang.
“Ma….. aku mohon jangan tinggalkan aku, aku yakin perasaanmu terhadap Hebi bukan cinta melainkan nafsu belaka aku yakin itu” terdengar jelas isakan disetiap katanya
“Ok !!!...... beri aku waktu untuk beberapa hari, sepertinya kita butuh waktu untuk instropeksi diri”
“Baik….. aku tunggu kabar selanjutnya” katanya seakan putus asa
Percakapan 3 hari yang lalu masih teringat jelas di otakku. Dan sampai saat ini aku belum menghubungi Gilang. Jujur…… meskipun intensitas Telfon Hebi semakin hari semakin meningkat.
Tetapi aku tidak bisa menyembunyikan kekalutan hatiku. Da’wah yang selalu mewarnai percakapan ku dengan gilang dan sifat kedewasaannya yang mengayomiku. Tapi…. Sifat otoriternya yang kadang membuatku tertekan. Ya…… mungkin itulah alasan yang paling tepat, sehingga aku merasa bosan di dekatnya.
Sedangkan Hebi, dia kakak tingkatku. Meskipun dia kakak tingkat. Tapi dia sangat menghormatiku, dia tergolong anak yang super cuek. Dia juga tidak pernah mengkritik atau mengeluh tentang keadaanku. Ya….. asal aku masih dalam batas kewajaran. Dia juga sangat bisa untuk membuatku tersenyum dengan segala tingkah lakunya. Dan yang membuat perasanku tambah kacau, jika melihat dia saat presentasi di depan kelas atau forum. Wih….. cakep banget “QUALIFIED”, tidak heran kalau aku termasuk salah satu cewek yang mengidolakannya. Tampan, pintar, baik hati, tajir. Dijamin deh…. Ga bakal ngecawain. Tapi kalau masalah iman jauh di bawah rata-rata. Sholatnya aja masih banyak yang “bolong-bolong”, padahal kita semua tahu jika sholat adalah tiang agama.
“Gimana kabarnya Ma….” tiba-tiba sapaan khasnya muncul
“Alhamdulillah,. baik”
“Keluar yuk…”
“Kemana……” kataku penuh tanda tanya
“Kemana aja” jawabnya singkat
Kapan…????”
“Emmmmm….. gimana kalau nanti malam”
“Maaf,… kalau nanti malam aku ga bisa. Soalnya ntar rapat sama anak-anak UKM” jawabku dengan hati-hati.
Meskipun sebenarnya rapatnya tidak begitu penting. Tapi setiap kali aku keluar dengan Hebi, tidak tahu kenapa aku masih belum 100% percaya padanya. Ya….. meskipun selama ini dia tidak pernah berbuat di luar batas. Dan malah sangat menghargaiku. Tapi…. Tidak tahu kenapa memang hal itu yang aku rasakan.
“Ya udah lain waktu juga ga pa2,.”
“Ma…. ” tiba-tiba kata-katanya muncul lagi, dengan ekspresi wajah agak serius “Ya…….”
“Maukah kamu menjadi istriku ????” katanya, singkat dan penuh harapan
“Subhan Allah mimpi apa aku semalam….. orang yang aku idolakan selama ini, tiba-tiba menawariku untuk menjadi istrinya. Ya Allah…. Cobaan apalagi ini??? Dia memang “Perfect” untuk menjadi seorang cowok. Tapi, belum tentu “Perfect”, untuk dijadikan seorang pemimpin dalam rumah tangga.” kataku dalam hati
“Apa……” kataku cetus
“Maukah kamu menikah denganku ???”
“Serius !!!”
“Dua rius”
Untuk beberpa saat kami sama-sama terdiam
“Maaf mas…. aku ga bisa”
“Ga bisa ???!! knapa ???” katanya dengan suara yang agak meninggi
“Maaf… benar aku sayang sama mas Hebi, tapi rasa sayangku hanyasebatas rasa sayang adik ke kakak ga lebih” kataku dengan nada rendah
“Ya udah….. mungkin kamu butuh waktu. Dan aku tidak menuntutmu untuk menjawabnya sekarang”
“Sekarang, besok, ataupun lusa jawabanku tetap sama. Aku tidak bisa mas…. Aku tidak ingin hubungan yang kita jalani selama ini “Ternodai” hanya dengan kata cinta ” itulah kata-kata terakhir yang bisa keluar dari mulutku
“Ya Allah ya Rabb…… dia memang baik, dan dia bisa menjadi cowok baik. Tapi belum tentu dia bisa menjadi suami yang baik yang bisa menjadi pemimpinku. Sekarang yang aku butuhkan sosok seorang suami, bukan sosok seran cowok (baca:pacar). Suami yang sekaligus sebagai temanku di dunia maupun di akhirat kelak, bukan hanya untuk menjadi teman di dunia. Ya allah ….. tapi mengapa terasa begitu sulit untuk melupakannya seakan semakin besar rasa sayangku padanya. Ya allah….. berikanlah hamba petunjuk Mu diantara dua pilihan yang aku hadapi saat ini.” hanya itu doa yang bisa ku panjatkan kepada Nya Disetiap sholat istikharohku.
Ramadhan penuh warna, ramadhan penuh barokah, ramadhan penuh berkah. Marhaban ya ramadhan……..
Dan semoga ku dapat hidayah di bulan suci mu ini ya Rabb……

Tidak ada komentar:

Posting Komentar